Bonsai Store and Training Service
Seperti yang telah diketahui, bahwa tanaman bonsai merupakan seni menanam pohon yang pertama kali muncul di Cina dengan sebutan Penzai atau Penjing.
Dikenal sebagai seni menanam pohon yang di kerdilkan dalam sebuah pot dangkal.
Dalam proses pembuatan bonsai, keharmonisan antara pot dan pohon merupakan salah satu unsur penting disamping unsur lainnya seperti besarnya sebuah batang, daun, bunga, tinggi dari pohon, sampai dengan penyebaran akar, cabang dan ranting.
Jika dilihat dari bentuknya secara keseluruhan, bonsai merupakan sebuah duplikasi miniatur dari pohon tua yang indah di alam bebas.
Selain itu, keharmonisan dari sebuah pohon bonsai merupakan lambang dari beberapa unsur utama yang diantaranya terdiri dari langit, bumi, dan manusia.
Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bonsai yang bila ditarik garis, biasanya membentuk segitiga simetris maupun asimetris.
(pohonbonsai.com, 2014, para. 2) Teguh (2016) menjelaskan “Bonsai adalah karya seni dari pembentukan tanaman yang merupakan representasi dari keindahan panorama alam.
Disebut sebagai karya seni karena pembentukan tanaman untuk menjadi bonsai harus melalui proses yang panjang dan penuh dengan tantangan, dan cara menikmatinya cukup berbeda dengan tanaman hias lainnya.
Selain itu untuk menentukan sebuah karya itu menjadi bonsai, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk menciptakan harmoni.
Bonsai bisa disebut sebagai karya seni apabila sudah meliputi beberapa unsur yang diantaranya merupakan gerak dasar, kematangan, keserasian serta penjiwaan dari pembuatnya.
Dari semua unsur tersebut gerak dasar merupakan sebuah elemen utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan bonsai.” (h.85) Dari hasil wawancara dengan Tedy Boy (2018) yang merupakan pakar bonsai di kota Bandung “Jika diartikan secara harfiah, bonsai itu sendiri berarti tanaman atau tumbuhan yang ditanam dalam pot.
Namun tidak semua tanaman dalam pot disebut bonsai, ada kaidah-kaidah estetika seni yang membuat tanaman itu disebut bonsai.
Seperti, bonsai disebut sebagai teknik me-manage pertumbuhan pohon sehingga tampak seperti pohon tua besar yang indah di alam.”
Menurut Steven (2009) Pada negara asalnya seni bonsai sangat erat kaitannya dan terpengaruh dari seni lukis di Cina, kaligrafi, sampai dengan seni budaya maupun syair.
Merupakan sebuah awal yang membuat para seniman bonsai terinspirasi dalam membentuk sebuah gaya Bunjin dan sering disebut juga ‘shu hua shi penjing’ yang merupakan tiruan dari karakter serta estetika dari seni kaligrafi yang lebih dulu berkembang.
yang kemudian sering disebut juga sebagai ‘wen ren shu’ atau penjing yang merupakan gaya spujangga karena memang yang menciptakannya merupakan para pujangga, namun bukan sebagai gaya tua renta layaknya pujangga miskin yang sengsara.”
Bonsai sering disebut juga sebagai seni pemangkasan atau pohon tanaman agar tumbuh kerdil melalui proses training (penyempurnaan bentuk pohon).
Proses training juga merupakan suatu yang penting dalam pembuatan bonsai sepanjang masa hidup pohon tersebut.
Maka dari itu untuk memperoleh bentuk dari bonsai yang sempurna memerlukan jangka waktu yang cukup lama.
Selain itu bonsai juga membutuhkan landasan utama pada proses pembuatannya seperti kreativitas, kesabaran, ketekunan serta kecintaan terhadap pohon dari pembuatnya.
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan oleh Teguh (2016), Tedy (2018), yang merupakan para pakar di bidang bonsai.
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, bonsai merupakan seni pembentukan pohon atau tanaman dalam sebuah pot yang menjadi representasi karakter pohon tua yang indah di alam dengan membuat bentuk daun menjadi segitiga simetris maupun asimetris.
Sejarah Bonsai Istilah bonsai sendiri berasal dari bahasa Jepang, yaitu (bon, 盆) yang berarti pot dan (sai, 栽) yang berarti pohon.
Yang dimana pada pemerintahan dinasti Yuan sekitar tahun 1280 – 1368 masehi banyak dari pejabat sampai dengan pedagang di Cina yang berasal dari Jepang membawa bonsai tersebut sebagai cindera mata kenegerinya.
Seiring perkembangannya bonsai banyak dikenal berasal dari Jepang, karena Jepang lah yang banyak mempopulerkan seni, teknik menanam pohon ini ke negara-negara lain.
Bahkan sampai saat ini bonsai terus berkembang dengan pesat di Jepang, sejarah bonsai tersebut terbukti pada lukisan yang telah banyak dibuat oleh Takakane Takashina sekitar tahun 1309 masehi.
Seni dalam membonsai pohon pertama memang berasal dari daratan Cina yang dimana pada era dinasti Tsin sekitar tahun 265 – 420 masehi dengan sebutan penjing atau penzai, yang dimana pada masa itu penjing sangat digemari oleh para pejabat kerajaan.
Baca Juga : Tips dan Inspirasi Membuat Bonsai gaya Miring atau Slanting
Kemudian seni membonsai ini terus berkembang pada masa dinasti Tang yaitu sekitar tahun 618 – 907 masehi.
Berkembangnya seni penjing di daratan Cina tak lepas dari peran para biksu beragama Tao pada masa itu, mereka percaya dan meyakini bahwa penjing merupakan sebuah tanaman yang merepresentasikan pokok penting dari ajarannya yang berisi tentang bagaimana terciptanya sebuah keharmonisan dan keseimbangan manusia dengan alam yang ada disekitarnya.
Hingga saat ini, banyak negara di dunia bahkan Indonesia dan masyarakat penggemar bonsai yang masih salah kaprah dengan pengertian “penjing”. Banyak yang beranggapan bahwa sebuah karya bonsai yang bernuansa landscape atau yang dibuat menjadi gambaran sebuah panorama alam adalah sebuah penjing, merupakan sebuah gaya grouping bonsai, dan yang memakai sebuah pot tipis disebut dengan penjing.
Namun bukan seperti itu kenyataannya.
Dapat disimpulkan bahwa arti yang sebenarnya dari bonsai dan penjing yaitu, bonsai merupakan bahasa Jepang yang mempunyai arti tanaman dalam pot, beda halnya dengan penjing yang berasal dari bahasa mandarin yang berarti panorama alam dalam sebuah pot, tetapi yang harus diketahui adalah tidak berarti bahwa penjing harus selalu bernuansa panorama dan sebaliknya.
Karena dalam pengertiannya yang dimaksud dengan “panorama” dalam penjing adalah sebuah cuplikan alam yang indah, itu berarti istilah “panorama” dalam penjing bisa berupa panorama yang ada pohonnya maupun yang tidak ada pohon sekalipun.
Oleh sebab itu pengertian penjing bisa sangat luas, yaitu mencakup Shuihan Penjing (Water and land Penjing), Bigua Penjing (Wall-hanging Penjing), Shansui Penjing (Rock Penjing) dan yang terakhir, Shujuang Penjing yang sama dengan apa yang di sebutkan ‘Bonsai’ selama ini.
(robert-steven.ofbonsai.org, 2009, para. 22) Menurut Steven (2009) dalam situsnya yang merupakan salah satu master bonsai dunia bahwa “Jadi kalau dilihat dari pandangan sempit, arti dari penjing itu sendiri memang sama dengan bonsai namun itu jika berbicara dalam konteks yang sempit, pada topik bonsai namun dengan mengabaikan kata ‘shujuang’.
Dimana biasanya ini merupakan masalah kemudahan dalam kebiasaan pengucapan pada penterjemahan atrikel maupun buku.
Namun jika berbicara dalam konteks yang luas, penjing memang berbeda dengan bonsai baik itu dari segi ciri karakter yang khas, namun bukan dalam segi gaya maupun aksesori.
Jika dinilai secara umum bonsai sering disebut juga sebagai tanaman atau pohon yang di kerdilkan, namun dafinisi seperti ini terlalu sempit karena bonsai sangat berbeda dengan tanaman hias lainnya.
Bonsai merupakan sebuah karya seni yang merepresentasikan sebuah keindahan alam.
Bonsai juga sering disebut sebagai karya seni karena proses pembentukannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan sulit.
Cara menikmati keindahan dari seni bonsai pun sangat berbeda dengan tanaman hias lainnya, keindahan dari bonsai dapat dinikmati ketika dilihat dari perspektif yang sejajar dengan bonsai tersebut.
Dalam pembuatannya ada unsur-unsur yang wajib terpenuhi agar bonsai dapat disebut sebagai karya seni.
Gerak dasar menjadi salah satu elemen utama yang harus dipenuhi dalam proses pembentukkan sebuah bonsai, gerak dasar tersebut meliputi akar, batang, daun dan cabang.
Dalam pembuatannya gerak dasar dapat ditentukan dari gaya serta model yang akan dibuat dari sebuah bonsai. apakah sebuah bonsai akan dibentuk tegak lurus ke atas, berkelok, menyamping, maupun bergerak menurun ke bawah.
(bonsaiempire.com, 2017: para. 5) Menurut TedyBoy (2018) Keserasian mmerupakan sebuah olah kreatif dari kreator bonsai pada saat proses training, yaitu meliputi proses pembentukkan akar, batang, cabang, maupun daun karena kesalahan dalam proses tersebut sangat mempengaruhi nilai estetika dari sebuah bonsai.
Kematangan dari sebuah bonsai tidak hanya dinilai dari besarnya batang serta akar, keseimbangan anatomi dari bonsai merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam membuah bonsai.
Keseimbangan anatomi dari pohon itulah yang dapat membuat sebuah bonsai menjadi terkesan layaknya pohon yang sudah berumur panjang.
Tidak hanya itu, tanaman muda pun dapat dikatakan sebagai bonsai yang telah matang jika telah memenuhi keempat aspek seperti terbentuknya akar, batang, daun serta ranting yang terlihat lebih tua dari usia pohon.
Penjiwaan dari seniman bonsai sangat berpengaruh terhadap hasil akhir yang akan didapat, karena keindahan dari sebuah bonsai akan muncul ketika penjiwaan dari seniman bonsai telah masuk kedalam bentuk dari pohon bonsai tersebut.
Kecintaan terhadap bonsai pun menjadi dasar yang harus dimiliki oleh setiap seniman bonsai, agar dapat memperoleh penjiwaan dari setiap proses pembuatan bonsai.
Bonsai merupakan sebuah seni membentuk pohon yang merepresentasikan sebuah keindahan pohon di alam yang sudah tua.
Penjiwaan menjadi salah satu unsur yang harus dimiliki oleh pembuat bonsai, namun untuk memiliki unsur tersebut seniman bonsai harus memiliki kecintaan terhadap seni membonsai.
Ada beberapa faktor yang membuat seorang praktisi bonsai memiliki kecintaan terhadap seni membonsai tersebut, yaitu baik karena faktor ekonomi maupun non-ekonomi yang menjadikan bonsai sebagai sarana atau media pengembangan diri maupun rekreasi bagi pembuatnya.
Seperti halnya dalam pekerjaan lain, faktor ekonomi yang mempengaruhi kecintaan seniman terhadap bonsai tidak akan berlangsung lama, karena pada kenyataannya nilai ekonomi hanya akan didapat ketika bonsai telah melalui proses yang cukup lama dalam pembuatannya.
Sedangkan kecintaan terhadap bonsai yang sesungguhnya akan didapat ketika pebonsai telah memahami manfaat dari bonsai itu sendiri. (Teguh, 2016: h.88)
Tanaman merupakan hal yang selalu ada dalam kehidupan sehari hari, banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari itu.
Seperti penghias lingkungan, maupun sebagai penjaga lingkungan agar tetap sehat.
Begitu pula dengan bonsai, sama seperti tanaman hias lainnya bonsai memiliki banyak manfaat yang dapat dinikmati oleh pembuatnya.
Tidak seperti tanaman lain pada umumnya, manfaat bonsai memiliki nilai tersendiri bagi pemiliknya seperti sebagai sarana menyalurkan imajinasi, menghibur diri, memberikan ketenangan jiwa ketika melihat sebuah miniatur keindahan alam pada bonsai.
Menurut profesor Haslam (2015) “Pada prinsipnya tanaman bisa memperbaiki kualitas udara di suatu daerah sehingga dapat membantu meningkatkan energi tubuh sehingga seseorang mampu berkonsentrasi, produktif, dan suasana hatinya menjadi sebih baik.”
Untuk sebagian kalangan, bonsai itu menjadi salah satu media dalam melakukan meditasi luar ruangan.
Hal ini berkaitan dengan filosofis dari bonsai yang membutuhkan sebuah penjiwaan, keselarasan, serta keharmonisan dari seluruh elemennya seperti bentuk batang, daun, akar, serta media penyimpanannya.
Seperti yang telah diketahui bahwa pohon bonsai merupakan karya seni dari pembentukan tanaman yang menjadi representasi miniatur dari keindahan panorama alam.
Pohon bonsai bisa disebut sebagai sebuah karya seni, karena dalam pembuatannya memerlukan proses perawatan yang cukup lama serta membutuhkan teknik penanaman dan kesabaran yang cukup tinggi.
Sebuah pohon yang dijadikan bonsai sudah dapat disebut sebagai sebuah karya seni jika telah memenuhi beberapa unsur seperti gerak dasar, keserasian, kematangan serta penjiwaan.
Gerak dasar menjadi unsur pertama dalam penilaian sebuah keindahan dari bonsai.
Karena pada proses pembentukan karakter asli dari bonsai gerak dasar adalah sebuah penggabungan antara bentuk daun, arah cabang, besarnya batang, hingga bagaimana penyebaran akarnya.
Model dari bonsai ditentukan dari gerak dasar yang dibuat, sehingga bisa menciptakan sebuah keserasian melalui pembentukan akar, batang ranting, dan daun sesuai gerak dasar bonsai.
Keserasian dari bentuk bonsai merupakan sebuah olah kreatif dari kreator bonsai ketika membentuk akar, batang, ranting dan daun.
Kematangan sebuah bonsai dapat dilihat pada hasil akhir dari pembentukan anatomi pohon tersebut, melalui terciptanya keseimbangan anatomi dan diameter bonsai yang menunjukkan pohon yang sudah terlihat tua.
Penjiwaan dari sebuah bonsai berhasil diciptakan ketika sebuah bonsai terkesan indah saat pertama kali dilihat, selain itu bonsai juga harus bisa menggambarkan sebuah kondisi asalnya sehingga dapat menyampaikan sebuah kesan kepada orang yang melihatnya. (Teguh, 2016, h.86)
Dari sekian banyaknya jenis bonsai yang ada, terdapat beberapa pembeda antara bonsai satu dengan lainya sehingga klasifikasi bonsai pun dibagi menjadi 3, yaitu berdasarkan ukuran, bentuk serta banyaknya tanaman dalam satu pot.
Berikut merupakan paparan beberapa contoh dari klasifikasi bonsai:
Berikut merupakan beberapa contoh tipe bonsai berdasarkan bentuk yang umumnya sering digunakan dalam pembuatannya, diantaranya yaitu :
Nah, Setelah mengatahui Sejarah Dan Elemen Penting Dari Tanaman Bonsai sekarang kamu bisa mengaplikasikannya kepada bonsai kesayangan kamu.